Menulis - Tumblr Posts
Pertanda Sayang
Pernahkan kamu merasakan sesuatu yang luar biasa dahsyat. Ini di luar kendalimu. Hati merasa gelisah tak karuan. Sampai-sampai mengenyahkan nafsu makanmu. Seperti ada sesuatu yang kurang. Tapi apa?
Cobalah, ketika pada posisi tersebut, berusahalah untuk tenang. Setelah kupikir-pikir, ternyata ini pesan yang Allah kirimkan secara langsung kepadaku. Tepatnya pesan cinta. Kamu tahu? Bayangkan bagaimana rasanya jika kamu mendapatkan surat cinta dari kekasihmu? Tentu saja hati terasa berbunga-bunga bukan. Pesan ini lebih isinya lebih dahsyat dari pesan cinta roman picisan.
Di dalam surat itu, Sang MahaKasih menyampaikan bahwa Dia 'rindu' padamu.
Rindu engkau bercerita seperti biasa. Rindu dengan sujud panjangmu Rindu dengan tilawahmu Rindu dengan doa-doamu
Sungguh kawan, berbahagialah jika kalian merasakan hal itu. Itu tandanya Allah masih sayang padamu. Allah ingin kamu kembali pada-Nya, setelah lama kamu sengaja menjauh. Kita sebagai manusia, mana mungkin mau menasihati orang lain, kalau tak sayang.
Belum terlambat untuk kembali Memeluk-Nya. Bersegerlah menuju ampunan-Nya.
Ternyata
Gak harus sama dia.
Gak, harus sama dia!
Dua kalimat yang yang sekilas terlihat sama, namun memiliki makna yang berbeda. Aku lebih memilih kalimat pertama. Gak harus sama dia. Ternyata gak sama dia, gapapa. Ternyata punya rasa yang ga sampai, gapapa. Ternyata sendiri dulu, gapapa.
Setelah Mengeluh Meminta Maaf
Maaf ya, aku jadi begini bukan karena aku suka. Selama ini sebisa mungkin menghindari kata-kata negatif. Namun, perasaan yang ada bukanlah sesuatu yang bisa kututup-tutupi lagi. Kamu mungkin tak mau mengerti perihalku yang bisa begini. Aku pun juga tak meminta apapun untuk dipahami. Cukup bagiku meminta maaf, setelah merasa kamu mungkin akan semakin terbebani ketika membaca kata-kataku yang tidak ada positifnya sama sekali.
Maaf ya, sekali lagi, kukatakan. Kamu berhak melanjutkan pada tulisan yang lainnya. Tidak perlu penasaran terhadap perasaanku, yang bahkan tak pernah berarti di matamu. Perasaanku adalah tulisanku. Jadi, jika tak menerima apapun yang aku tulis, begitupula dengan perasaan. Tak ada lagi yang perlu dijaga, aku maupun tulisanku.